Perbedaan Haji dan Umroh akan kami uraikan pada tulisan kali ini. Sebelumnya penulis juga telah menjelaskan pengertian haji dan umroh. Lantas apa perbedaan antara ibadah haji dan ibadah Umroh? Setidak-tidaknya ada empat perbedaan utama antara ibadah haji dan iba dah Umroh. Untuk lebih detail tentang perbedaan haji dan Umroh, bisa kita rinci menjadi:
Perbedaan Haji dan Umroh Terkait Waktu
Ibadah haji tidak bisa dikerjakan di sembarang waktu. Dalam setahun, ibadah haji hanya dikerjakan sekali saja, dan yang menjadi intinya, ibadah haji itu harus dikerjakan pada tanggal 9 Zulhijah, yaitu saat wukuf di Arafah. Ibadah haji pada hakikatnya adalah wukuf di Arafah.
Maka seseorang tidak mungkin mengerjakan ibadah haji ini berkali-kali dalam setahun. Ibadah haji hanya bisa dilakukan sekali saja. Dan rangkaian ibadah haji itu sudah dimulai sejak bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah.
Sebaliknya, ibadah Umroh bisa dikerjakan kapan saja tanpa ada ketentuan waktu. Bisa dikerjakan 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, dan 365 hari dalam setahun.
Dalam sehari bisa saja ibadah Umroh dilakukan berkali-kali. Rangkaian ibadah Umroh itu sangat sederhana, yaitu niat dan berihram dari miqat, tawaf di sekeliling Kakbah, lalu diteruskan dengan mengerjakan ibadah sai tujuh kali antara Shafa dan Marwah dan terakhir bertahalul. Secara teknis bila tidak sedang ramai, bisa diselesaikan dalam 1-2 jam saja.
Baca Juga
- Jenis Pelaksanaan Ibadah Haji – Qiran
- Apakah Wajib Menyegerakan Haji ? – Hukum Haji Bag. 3
- Hukum Hukum Haji – Bagian 2
- Hukum-Hukum Ibadah Haji Bag. 1
- Ibadah Haji Nabi Dalam Hadits
Perbedaan Haji dan Umroh Terkait Lokasi
Ibadah haji bukan hanya dikerjakan di Ka’bah saja, tetapi juga melibatkan tempat-tempat manasik lainnya, di luar kota Mekkah. Dalam ibadah haji, selain kita wajib bertawaf di Kakbah dan sai di Shafa dan Marwah yang posisinya terletak masih di dalam Masjidilharam, kita juga wajib mendatangi tempat lain di luar kota Mekkah, yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Secara fisik, ketiga tempat itu bukan di kota Mekkah, melainkan berada di luar kota, berjarak antara 5 sampai 25 km. Pada hari-hari di luar musim haji, ketiga tempat itu bukan tempat yang layak untuk dihuni atau ditempati manusia, sebab bentuknya hanya padang pasir dan bebatuan.
Di tiga tempat tempat itu kita harus menginap (mabit). Makan, minum, tidur, buang hajat, mandi, shalat, berdoa, berzikir, dan semua aktivitas kita lakukan di tengah-tengah padang pasir.
Untuk itu kita harus terbiasa berada di dalam tenda-tenda dengan keadaan yang cukup sederhana. Mengambil miqat sudah terjadi pada saat awal pertama kali kita memasuki kota Mekkah. Misalnya kita berangkat dari Madinah, maka miqat kita di Bi’ru Ali. Begitu lewat dari Bi’ru Ali, maka kita sudah menngambil miqat secara otomatis. Lalu kita bergerak menuju Ka’bah yang terdapat di tengah-tengah Masjidil Haram, di pusat kota Mekkah, untuk memutarinya sebanyak tujuh kali putaran.
Ibadah Umroh hanya melibatkan Ka’bah dan tempat sai, yang secara teknis semua terletak di dalam Masjidil Haram.
Jadi Umroh hanya terbatas pada Masjidil Haram di kota Mekkah saja. Karena inti ibadah Umroh hanya mengambil miqat, tawaf, dan sai. Semuanya hanya terbatas di dalam Masjidil Haram saja.
Perbedaan Haji dan Umroh Terkait Hukum
Satu hal yang membedakan antara Umroh dan haji adalah hukumnya. Umat Islam telah sampai kepada ijmak bahwa ritual ibadah haji hukumnya wajib, fardu ain bagi setiap muslim yang mukalaf dan mampu. Bahkan ibadah haji merupakan salah satu dari rukun Islam. Orang yang mengingkari kewajiban atas salah satu rukun Islam, dan haji termasuk di antaranya, bisa dianggap telah keluar dari agama Islam.
Tidak seorang pun ulama yang mengatakan ibadah haji hukumnya sunah, semua sepakat mengatakan hukumnya wajib atau fardu ain.
Berbeda dengan ibadah Umroh. Para ulama tidak sepakat atas hukumnya. Sebagian bilang hukumnya sunah, dan sebagian lainnya mengatakan hukum wajib. Ibadah Umroh menurut Mazhab Al-Hanañyah dan Al-Malikiyah hukumnya sunah bukan wajib. Sedangkan pendapat Mazhab Asy-Syañ’iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa Umroh hukumnya wajib minimal sekali seumur hidup.
Namun sesungguhnya secara teknis, semua orang yang menunaikan iba- dah haji, secara otomatis sudah pasti melakukan ibadah Umroh. Karena pada dasarnya ibadah haji adalah ibadah Umroh plus dengan tambahan ritual lainnya.
Haji Memakan Waktu Lebih Lama
Perbedaan yang lain antara ibadah haji dan Umroh adalah dari segi durasi atau lamanya kedua ibadah itu. Secara teknis praktik di lapangan, rangkaian ritual ibadah haji lebih banyak memakan waktu dibandingkan dengan ibadah Umroh. Orang melakukan ibadah haji paling cepat empat hari, yaitu tanggal 9-10-11-12 Zulhijah. Itu pun bila dia mengambil nafar awal. Bila dia mengambil nafar tsani, berarti di tambah lagi menjadi lima hari.
Sementara durasi ibadah Umroh hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam saja. Karena secara praktik, kita hanya butuh tiga pekerjaan ringan, yaitu berihram dari miqat, bertawaic tujuh kali putaran mengelilingi Kakbah, lalu berjalan kaki antara Shafa dan Marwah tujuh kali putaran, bercukur, dan selesai.
Lepas dari masalah hukumnya boleh atau tidak boleh sesuai perbedaan pendapat ulama, seseorang bisa saja menyelesaikan satu, dua, atau tiga rangkaian ibadah Umroh dalam sehari, bahkan bisa sampai berkali-kali.
Haji BUTUH KEKUATAN FISIK LEBIH
Ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik yang lebih besar dan kondisi kesehatan tubuh yang prima. Hal itu karena ritual ibadah haji memang jauh lebih banyak dan lebih rumit, sementara medannya pun juga tidak bisa dibilang ringan, sehingga ritualnya pun juga sedikit lebih sulit untuk dikerjakan.
Di ketiga tempat yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina, memang prinsipnya kita tidak melakukan apa-apa sepanjang hari. Kita hanya diminta menetap saja, boleh makan, minum, istirahat, buang hajat, tidur, ngobrol atau apa saja, asal tidak melanggar larangan ihram. Kecuali di Mina, selama tiga hari kita diwajibkan melakukan ritual melontar tigajamarat, yaitu Jumratul Ula, lUmroh Wustha dan lUmroh Aqabah.
Teorinya sederhana, tetapi karena momentumnya berbarengan dengan jutaan manusia dalam waktu yang amat sempit, ternyata urusan wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah sampai urusan melontar ini menjadi tidak mudah, karena berdesakan dengan tiga jutaan manusia dari berbagai bangsa.
Sering kali terjadi dorong-dorongan hingga menimbulkan korban nyawa yang tidak sedikit. Dan karena terjadi pergerakan massa dalam jumlah jutaan, antara Mina, Arafah, Muzdalifah, dan juga kota Mekkah, maka sering kali jatuh kurban, baik luka, sakit, ataupun meninggal dunia. Dan mengatur manusia yang berlainan bahasa, adat, tradisi, dan karakter bukan perkara yang mudah.
Semua itu tidak terjadi dalam ibadah Umroh, karena tidak ada tumpukan massa dan tidak sampai terjadi pergerakan massa dari satu tempat ke tempat lain. Sebab Kakbah dan Shafa-Marwah berada di satu titik, yaitu di dalam Masjidilharam. Lagi pula Umroh boleh dikerjakan kapan saja, tidak ada durasi waktu yang membatasi.
Maka ibadah Umroh lebih sedikit dan singkat, karena hanya mengitari Kakbah tujuh kali dan berjalan bolak-balik dari Shafa dan Marwah tujuh kali.
Penutup Perbedaan Haji dan Umroh
Itulah perbedaan mendasar antara haji dan umroh., semoga pembaca sekalian bisa mengerti yang telah kami uraikan di atas. Jika ingin tau soal biaya, jadwal cara pendaftaran haji dan umeoh silahkan masuk ke halaman utama website Pakem Tours
Baca juga : Pengetian Haji dan Umroh